Jumat, 15 April 2011

SOSIOLOGI AGAMA UPACARA BERSIH DESA


MAKALAH
UPACARA BERSIH DESA MASYARAKAT DESA DADAPAN KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK DAN HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA

Disusun untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Sosiologi Agama

Dosen pembimbing:
H.Solihin Nasrudin, SH, M.HI


S1/ SMT II A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA
(STAIM)
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bersih desa merupakan salah satu upacara adat jawa yang diselenggarakan setelah para petani panen padi. Hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur karena tanaman padi telah berhasil dipanen dan telah menghasilkan panenan yang memuaskan. Disamping itu, sadran juga merupakan penghormatan terhadap para leluhur yang telah meninggal dunia terutama kepada ”Rebi Sejati “ dan mendo’akan agar dosa-dosanya diampuni oleh Tuhan, serta agar yang ditinggalkan selalu mendapatkan keselamatan, murah rejeki dan mudah dalam mencari sandang pangan.
Didalam upacara sadran terdapat beberapa proses kegiatan yaitu meliputi pengumpulan makanan, menampilkan pertunjukan wayang, berdo’a bersama yang dipimpin oleh tokoh agama lokal dan membagikan makanan yang sudah dido’akan.
Upacara tersebut merupakan ritual tahunan yang dilaksanakan di makam umum desa Dadapan setiap hari jum’at pahing yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau setelah panen padi. Pada dasarnya, meskipun kegiatan ini dilaksanakan dipemakaman, bukan berarti menyimpang dari agama yang dianut, melainkan untuk menghormati ” Rebi Sejati “ yang konon merupakan orang pertama pula yang dimakamkan dipasarehan tersebut.
Bagi masyarakat jawa, kegiatan tahunan yang bernama sadranan ini merupakan ungkapan refleksi sosial keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para leluhur yang pelaksanaannya dilakukan secara kolektif. Ritual ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya nenek moyang. Tradisi ini merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, sesama dan yang maha kuasa, serta sebuah ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bersih desa/sadran?
2. Apa tujuan dan manfaat adanya bersih desa atau sadran?
3. Bagaimana persiapan dan prosesi kegiatan bersih desa?
4. Bagaimana hubungan antara agama dengan budaya?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikt:
1. Untuk mengetahui definisi dari bersih desa/sadran.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat adanya bersih desa atau sadran.
3. Untuk mengetahui persiapan dan prosesi kegiatan bersih desa.
4. Untuk mengetahui hubungan antara agama dengan budaya.

BAB II
PEMBAHASAN

UPACARA BERSIH DESA MASYARAKAT DESA DADAPAN KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK DAN HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA

A. Definisi Bersih Desa ( Upacara Sadran)
Bersih desa merupakan salah satu upacara adat jawa yang diselenggarakan setelah para petani panen padi. Hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur karena tanaman padi telah berhasil dipanen dan telah menghasilkan panenan yang memuaskan. Disamping itu, sadran juga merupakan penghormatan terhadap para leluhur yang telah meninggal dunia dan mendo’akan agar dosa-dosanya diampuni oleh Tuhan, serta agar yang di tinggalkan selalu mendapatkan keselamatan, murah rejeki dan mudah sandang pangan serta agar desa terhindar dari bala bencana.
Bagi masyarakat jawa, kegiatan tahunan yang bernama sadranan ini merupakan ungkapan refleksi sosial keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para leluhur yang pelaksanaannya dilakukan secara kolektif. Ritual ini dipahami sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya nenek moyang. Tradisi ini merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, sesama dan yang maha kuasa, serta sebuah ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai islam, sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami.

B. Tujuan, Hikmah dan Manfaat Bersih Desa
Adapun tujuan dari bersih desa yaitu agar masyarakat sekitar mengetahui bagaimana sejarah dan perjuangan “danyang” dalam membuat, memberi nama dan membentuk desa Dadapan. Selain itu nyadranan juga menjadi ajang silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya dan keagamaan.
Sedangkan hikmah dari bersih desa diantaranya dapat mempererat silaturahmi, menenemkan sikap gotong royong, saling mendoakan satu dengan yang lain dan bersama-sama dapat merasakan susah maupun senang orang lain.

C. Persiapan dan Prosesi Upacara Bersih Desa
Adapun persiapan sebelum acara dimulai antara lain adalah membersihkan makam-makam leluhur dan mempersiapkan tempat untuk selamatan (kenduri). Sedangkan antusias warga dalam upacara bersih desa ini dapat dilihat dari persiapan warga membuat makanan dan jajanan sebagai salah satu unsur pelengkap ritus tersebut. Disamping dipakai munjung atau ater-ater kepada sanak saudara yang lebih tua dan tetangga dekat. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan solidaritas kepada sesama.
Diatas merupakan persiapan upacara bersih desa. Sedangkan prosesi upacara itu sendiri terdapat beberapa tahapan, antara lain:
1. Mengumpulkan Makanan
Tiap keluarga biasanya akan membawa makanan sekadarnya, beragam jenis untuk dibawa kepasarean, lalu duduk bersama dalam keadaan bersila. Kemudian kebayan desa membuka acara yang isinya bermaksud untuk mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada warga yang sudah bersedia menyediakan makanan ambengan ataupun yang lain termasuk meluangkan waktunya untuk mengikuti upacara sadran tersebut.
2. Pertunjukan Wayang
Pertunjukan wayang ini dimulai sebelum do’a bersama digelar. Disamping itu, untuk menunggu warga hingga berkumpul semua. Wayang merupakan sarana untuk berdakwah. Zaman dahulu, wayang merupakan salah satu hiburan yang sangat disukai warga, terutama orang Jawa. Maka dari itu unsur-unsur agama dikombinasikan dengan unsur budaya, misalnya memasukan ajaran islam ke dalam cerita atau lekakonan wayang, dengan tujuan agar masyarakat mengenal ajaran-ajaran yang dibawa oleh agama islam.

3. Berdo’a Bersama
Do’a bersama dimulai setelah warga sekitar berkumpul semua, kemudian ulama lokal yang ditunjuk untuk memimpin do’a, untuk memohonkan maaf dan ampunan atas dosa para leluhur kepada Tuhan, serta semoga yang ditinggalkan mendapatkan keselamatan, murah rejeki, sandang pangan dan juga memintakan perlindungan agar desanya terhindar dari bala bencana.
4. Membagikan Makanan
Pada saat pembagian makanan, semua warga yang hadir dibagi rata makanan yang sudah dibawa (dikumpulkan) serta sudah dido’akan.

D. Hubungan Antara Agama dan Budaya
Hubungan antara agama dengan budaya berada pada posisi yang saling membutuhkan dan bersifat timbal balik. Dalam konteks ini agama membutuhkan budaya untuk lebih mudah masyarakat dalam memahami ajaran agama. Budaya masyarakat yang sudah melekat erat mejadikan masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu. Dengan demikian tidak mengherankan kalau pelaksanaan bersih desa masih kental dengan budaya Hindu-Budha dan animisme yang diakulturasi dengan nilai-nilai islam oleh wali songo. Dari tata cara diatas jelas bahwa bersih desa itu tidak sekedar ziarah kemakam leluhur, tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial budaya semisal budaya gotong royong, pengorbanan, status sosial/ekonomi warga. Disini semakin jelas adanya nilai transformasi budaya dan tradisi dari kaum tua kepada kaum muda. Pola interaksi antara masyarakat lokal Hindu-Budha dan nilai-nilai islam menjadikan islam warna-warni.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Bersih desa merupakan salah satu upacara adat jawa yang diselenggarakan setelah para petani panen padi.
2. Fungsi pokok dari ritus nyadranan silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya dan keagamaan.
3. Persiapan dan prosesi upacara bersih desa adalah mengumpulkan makanan, pertunjukan wayang, berdo’a bersama, membagikan makanan.
4. Hubungan antara agama dengan budaya adalah saling membutuhkan dan bersifat timbal balik


DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman.2008.Pengantar Sosiologi Islam.Surabaya: Jp Books
Ishomuddin.2002.Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta Selatan:Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar