Senin, 18 September 2017

SEKILAS TENTANG KESENIAN JARANAN (SAMBOYO)



SEKILAS TENTANG KESENIAN JARANAN (SAMBOYO)
Oleh: Riki Sugianto


Berbicara mengenai kesenian jaranan (samboyo) pasti akan menuai banyak pro dan kontra. Ada sebagian orang yang sangat menggemari juga mencintai kesenian ini karena dianggap sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Ada pula yang sangat membenci seni ini dengan dalih “melihat jaranan berarti dosa besar karena mereka bermain dengan syetan“. Wkwkwkwk..... Pendapat yang sangat lucu menurut penulis.

Sahabat penulis yang istimewa, pada dasarnya kesenian jaranan adalah sebuah kesenian yang dimainkan dengan menaiki kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu (jaran kepang). Dalam memainkan seni ini biasanya juga diiringi dengan musik khusus yang sederhana seperti dengan kendang, gong, kenong, dan slompret (semacam seruling).

Dalam buku yang berjudul “Seni Jathilan: Bentuk, Fungsi dan Perkembangannya (1986-2013)” Kuswarsantyo menjelaskan kesenian jaran kepang secara spesifik adalah penggambaran gerak tari prajurit penunggang kuda yang menirukan tingkah laku penunggang kuda. Namun kadang-kadang juga menirukan gerak kuda itu sendiri. Hentakan-hentakan kaki yang serempak dan ritmis sangat menonjol, sementara tangan terpaku memegang kuda dan sesekali memainkan sampur.

Di Jawa Timur saja kesenian ini sangat akrab dengan masyarakat dibeberapa daerah, sebut saja Kabupaten Blitar, Malang,  Tulungagung dan Kabupaten Nganjuk tentunya.

Sebelum menilai kesenian ini jelek atau tidak, yang harus pertama dipahami adalah mengerti alur cerita dari kesenian jaranan ini. Seperti yang dijelaskan di atas kesenian ini sangatlah sederhana, dalam pertunjukannya kesenian jaranan hanya menggunakan alat-alat musik (gamelan) berupa kendang, gong, kenong dan selompret. Lagu-lagu yang dibawakan ketika pertunjukan pun syarat akan makna, lagu yang berisikan ajakan kepada manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan baik dan untuk selalu ingat pada Allah SWT.
Yang kedua adalah memahami kesenian jaranan dari segi filosofinya. Alat-alat gamelan yang digunakan tidak hanya dipakai untuk mengiringi para pemain menari, namun juga memiliki makna dan arti. Semisal penulis ambil contoh gamelan kendang yang “tabuhan” nya berbunyi “ndang-ndang tak ndlab“ bunyi ini mempunyai makna “yen wes titiwancine ndang-ndang o mangkat ngadep marang Pengeran” (kalau sudah waktunya cepat-cepatlah bangun untuk menghadap Tuhanmu). Dari sini diajarkan untuk tidak menunda-nunda dalam melakukan ibadah kepada Tuhan.
Kesenian yang menghibur dan syarat akan unsur religi ini juga mengandung unsur ritual sebelum memulai pertunjukan. Ini yang sering dianggap salah oleh beberapa orang yang menganggap ritual itu adalah ritual memanggil syetan. Salah! Itu salah... kegiatan itu sebenarnya dimaksudkan untuk memohon kepada Tuhan supaya tidak turun hujan, karena kita tahu kesenian jaranan ini acap kali dilakukan di lapangan atau tempat yang terbuka.
Pada pertunjukannya sendiri terdapat beberapa kesatria yang menunggangi kuda kepang, mereka menari dengan iringan alunan musik atau gamelan. Dalam tarian itu juga digambarkan mengenai kehidupan manusia yang di dalamnya berisi tentang keserasian, keseimbangan juga perbedaan/permusuhan.
Kemudian digambarkan penari kuda kepang ini diganggu oleh penari lain yang diwujudkan sebagai “celengan” yang sengaja mengecoh penari kuda kepang. Dan sampai akhirnya penari kuda kepang itu terbawa oleh “celengan” dan merekapun kesurupan. Sayangnya, kesurupan ini oleh beberapa orang terkadang melibatkan “barang halus” untuk membuat pemainnya dapat menjiwai tariannya, walaupun menurut penulis sebenarnya itu tidak perlu seperti itu, cukup berpura-pura (acting) kesurupan saja sudah cukup.
Di bagian akhir kesenian ini, akan ada tarian dengan menggunakan “caplok-an” (kepala naga). Yang menjadi sebuah simbol ke angkara murkaan, tarian ini mengandung maksud untuk menggambarkan kehidupan di hari pembalasan.
Nah.... itulah Sahabat, sekilas tentang kesenian jaranan yang bisa penulis jelaskan. Mungkin tidak sepenuhnya benar, tapi semoga bisa sedikit memberi wawasan kepada sahabat semua. Terimakasih...

Salaaammm...................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar