Senin, 18 September 2017

KREDIT ( SEBUAH SISTEM PERBUDAKAN MODERN)



KREDIT ( SEBUAH SISTEM PERBUDAKAN MODERN)
Oleh: Riki Sugianto

Tidak banyak kata-kata yang bisa penulis ungkapkan ketika mendengar curhatan seorang nenek tua, yang hampir setiap hari nya didatangi oleh hajjah lintah darat. Secara seksama penulis mencoba mendengarkan semua keluhan dan cerita dari nenek itu, satu demi satu runtutan kejadian ia jelaskan kepada penulis. Mulai dari alasan meminjam uang kepada hajjah lintah darat sampai berapa jumlah uang yang nenek itu dapat kan.

Dan dengan dasar menawarkan pertolongan juga menawarkan jasa hajjah lintah darat ini meminjamkan uang kepada nenek ini, tetapi sejujurnya ini adalah sebuah praktik yang jahat, jahat dan sangat jahat. Dari penjelasan nenek itu, nenek itu meminjam uang sebesar Rp. 1.000.000,- di potong untuk administrasi (dalih yang digunakan hajjah lintah darat itu) sebesar Rp. 120.000,- dengan bunga sebesar Rp. 250.000 setiap bulannya. Busssyeeett..... sebuah angka yang fantastik bagi nenek ini. Coba kita bayangkan!

Dari semua penghasilan yang ia dapat setiap harinya, apalah daya hanya bunga dari pinjaman itu yang bisa nenek itu bayar kan setiap bulan tanpa mengurangi hutang pokoknya sedikitpun. Banyak ragam atau jenis praktik seperti ini? ada yang mengklamufasekan dengan pinjam meminjamkan pupuk atau orang menyebutnya dengan “mes” yang dibayarkan ketika panen telah tiba dengan harga yang lebih mahal dari harga semestinya, ada juga yang mengkreditkan barang-barang kebutuhan dan yang sering penulis lihat di kalangan masyarakat umum adalah “Bank titel” sebuah perusahaan pembiayaan yang meminjamkan sejumlah uang dengan mencicilnya setiap minggu atau bulanan. Ini lah yang penulis anggap sebagai sistem perbudakan modern, dimana masyarakat biasa dituntut untuk melakukan hal-hal yang menguntungkan orang-orang tertentu saja.

Perlu diketahui, praktik perbudakan modern ini didefinisikan secara beragam dibanyak negara. Sebagian memahami perbudakan modern sebagai bentuk modern dari perbudakan. Hal ini meliputi praktik perbudakan itu sendiri dan pekerja paksa, dimana pekerja dipaksa bekerja untuk melunasi utang.

Dalam Indeks Perbudakan Dunia, perbudakan modern didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang memperlakukan orang lain sebagai properti miliknya, sehingga kemerdekaan orang itu terampas lalu dieksploitasi demi kepentingan orang yang melakukan praktik perbudakan. Orang bisa dipekerjakan dan dibuang begitu saja seperti barang.

Salah satu penyebabnya adalah Faktor kemiskinan. Orang dengan kemiskinan sangat rentan untuk terjerat ke dalam praktik perbudakan modern. Bila seseorang tidak memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan nafkah, maka tawaran apapun yang menghampiri akan diambil. termasuk tawaran dari hajjah lintah darat itu.

Sangat penting untuk dipahami sahabat bahwa perbudakan itu bukanlah sebuah warisan. Mereka yang tidak punya pekerjaan dan miskin akan sangat rentan menjadi korban perbudakan modern. Mereka bukan bodoh, tapi memang kesulitan ekonomi membuat mereka tidak punya pilihan lain.

Praktik seperti ini mungkin akan sulit di putus mata rantai nya, Ini dikarenakan angka korban perbudakan modern tidak ada yang benar-benar akurat, sebab perbudakan adalah sebuah kejahatan yang tersembunyi. Sulit untuk mendapat angka yang tepat tentang berapa jumlah korban dan di mana saja mereka berada.

Sahabat penulis yang istimewa, kita tidak akan banyak bisa merubah sebuah tatanan masyarakat yang sudah ada sejak lama, begitupun juga dengan rantai perbudakan modern seperti ini yang pasti akan sangat sulit diputus jika sebuah kemiskinan tetap melekat pada masyarakat bawah kita. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk berbuat sesuatu untuk perubahan, walaupun sulit namun tak ada salahnya untuk dicoba. semangat menuju perubahan yang lebih baik...

Salaaammmm....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar