Senin, 18 September 2017

ADA CINTA DIANTARA RELAWAN (PART I)



ADA CINTA DIANTARA RELAWAN (PART I)
Oleh: Riki Sugianto

Berbicara tentang cinta, mungkin hanya sedikit hal yang terbesit dalam benak seorang relawan. Relawan adalah pahlawan tanda jasa yang hampir tak sempat melungkan waktunya untuk hal-hal yang berbau dengan cinta, yang ada dalam jiwa mereka hanyalah misi kemanusian, kemanusian dan kemanusiaan.
Terlepas dari benar atau tidaknya, menurut hemat penulis hanya ada dua kemungkinan jika kita berbicara tentang cinta dan relawan. Yang pertama, mereka (relawan) akan lebih memilih cinta dan meninggalkan perjuangannya atau yang kedua, mereka akan lebih mementingkan perjuangan dibanding dengan memilih cintanya.
Kenapa? Berdasarakan pengamatan yang dilakukan penulis secara subyektif hehehe... seorang relawan yang sedari kecil sudah aktif di berbagai misi biasanya mengalami masa pubertas yang sangat kadaluarsa. Ini mungkin bisa dimaklumi sahabat, melihat waktu yang mereka punya hanya mereka habiskan untuk kegiatan kemanusiaan.
Namun jika relawan ini sudah terjangkit oleh virus yang namanya cinta, sudah dapat dipastikan mereka akan masuk dalam putaran konflik batin yang tak berkesudahan.
Maka tak heran, jika sering kita temui ada orang yang dulunya aktif dalam berbagai kegiatan tiba-tiba  sekarang hanya sibuk dengan orang yang dicintai. Sikap seperti ini bisa terjadi dikarenakan mereka (relawan) menjadi kurang bisa mengendalikan perasaan yang ada dalam diri mereka. Mereka seolah-olah menjadi agresif dan langsung serang ketika melihat orang yang “imut-imut” di mata mereka. Biasanya pada fase ini, mereka akan mulai mengalami penurunan baik dalam pemikiran maupun aksi nya. Mereka yang dulunya adalah orang yang semangat dan pantang menyerah tiba-tiba menjadi orang yang melankolis dan pendiam. Hahaha...
Namun tidak dengan kisah cinta dari relawan yang satu ini, dia adalah Nur Aisatul Uyun seorang aktifis yang juga seorang relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI). Mamah Uyun (begitu penulis memanggilnya) mungkin adalah salah satu relawan di Indonesia yang patut untuk diteladani dalam hal percintaan. Wkwkwkwk....
Dia (Uyun) lebih memilih menjadi relawan sejati, relawan yang membuang jauh-jauh perasaan cinta semu nya demi untuk menemukan cinta sejati nya. Dan benar saja... akhirnya kini dia pun menemukan cinta sejatinya, cinta yang mungkin sudah diatur kedatangannya oleh Nya. Asseekk..
Berdasarkan cerita yang dituturkan Mamah Uyun, awal kisah cinta ini dimulai dari saling bertemunya mereka pada satu misi kemanusian, yaitu pada bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah Ngetos Kabupaten Nganjuk beberapa waktu silam. Disanalah Mamah Uyun bertemu dengan laki-laki imut itu.
“Biasa dan tidak ada kesan istimewa” adalah hal yang dirasakan saat pertama kali Mamah Uyun mengenal laki-laki imut itu. Namun seiring berjalannya waktu, hubungan pertemanan diantara mereka pun terjalin begitu akrabnya, komunikasi via HP pun sering mereka lakukan hari demi hari, sampai akhirnya tumbuh benih-benih cinta diantara mereka. Wkwkwkwk...
Mungkin inilah perbedaan nya anak alay dengan para relawan yang sudah memperoleh kematangan jiwa wkwkwkwk... Jika dalam pengungkapan perasaan anak alay sering terang-terangan, maka lainnya halnya dengan laki-laki imut ini, laki-laki imut ini lebih memilih untuk menggunakan kode dalam menyampaikan maksud hatinya.
Kode yang diberikan pun terkesan aneh dan tidak masuk akal bagi penulis, kode nya hanya “Pripun?” anehnya si Mamah Uyun ini mengerti maksud dari kode itu. Atau jangan-jangan hanya sesama relawan saja yang mengerti kode-kode cinta seperti ini? hehehe...
Singkat cerita, dari sekian kode-kode yang dikirimkan akhirnya tiba pada satu pertanyaan yaitu “Wanton manggihi tiang sepuh kulo?”, anehnya tanpa berfikir seribu kali laki-laki imut ini langsung menjawab pertanyaan itu dengan “Nggeh.. InsyaAllah“. Wkwkwk... Ngarep nikah banget loe tong....
Hari pun datang dengan silih berganti, dan hari dimana mereka bertunangan pun akhirnya datang. Penentuan hari pernikahan mereka juga telah disepakati oleh ke dua belah pihak keluarga, dan kini mereka hanya tinggal menunggu hari bahagia itu tiba. Aseekk kan mblo...
Itulah sahabat sedikit kisah cinta dari seorang relawan (part I ) yang bisa penulis paparkan, sebuah kisah  yang terkadang luput dari perhatian kita. Dari sini besar harapan penulis, semoga kalian para relawan (khususnya yang masih jomblo) bisa meneladani kisah cinta di atas. Wkwkwkwk...

Bersambung.................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar