Senin, 18 September 2017

BERKAH GAJI SEORANG GURU

BERKAH GAJI SEORANG GURU
Oleh: Riki Sugianto

Pada tahun 2011 silam, yang mana waktu itu penulis masih duduk di semester IV pada kuliahnya. Penulis memutuskan untuk menimba ilmu kembali dengan menjadi guru di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) di wilayah Kabupaten Kediri. Hanya dengan bermodalkan semangat penulis setiap pagi berangkat ke Madrasah untuk membimbing putra-putri calon harapan bangsa yang sangat luar biasa.

Ada suatu kebahagiaan sendiri tak kala seorang guru mengajar, melihat senyum ceria setiap muridnya, melihat perkembangan setiap hari, bulan bahkan tahun. Kebahagian yang tidak mungkin dapat digambarkan dengan kata-kata, walaupun dari seorang pejugga cinta sekalipun.

Kala itu penulis diberikan amanah untuk mengajar mata pelajaran IPS dan PKn pada kelas IV, V dan VI. Pelajaran yang sebenarnya boleh dibilang tidak ada hubungannya dengan jurusan yang diambil penulis sewaktu kuliah, yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI). perlu diketahui juga Madrasah dimana penulis mengajar adalah salah satu Madrasah swasta dengan gaji tertinggi se-Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri yaitu dengan gaji Rp. 875 /Jam. Woow bukan.... bahkan ada juga Madrasah dengan gaji gurunya sebesar Rp.500 /Jam Awesome sahabat.

Singkat cerita, genap 1 tahun sudah penulis menuntut ilmu sekaligus berburu pengalaman disana, bukan karena tidak betah atau apa, tetapi memang karena kebutuhan untuk melanjutkan kuliah dengan terpaksa penulis harus mencari pekerjaan yang lain. akhirnya penulis masuk dan bekerja di salah satu Finance di Nganjuk dan pada waktu itu penulis mendapat gaji awal tak kurang dari Rp. 1.500.000/bulan, nominal yang jauh berbeda tentunya dari apa yang sudah di dapat pada waktu di Madrasah dulu.

Lalu dimana yang dinamakan gaji berkah? ini adalah kisah nyata yang penulis alami. boleh percaya atau tidak dengan gaji yang kurang dari Rp. 100.000 / bulan nya, entah Rp. 5000 atau Rp. 10.000 masih ada uang tersisa di dalam dompet. Sedangkan gaji dari Finance yang jauh lebih banyak itu setiap bulannya jangankan bisa menabung, penulis malah mengalami kekurangan bahkan kerugian, ini aneh... ada saja hal yang menjadi sebab hilangnya uang, bisa karena motor rusak, HP hilang dan harus membeli lagi dan lain-lain.

Mungkin ini yang dinamakan berkah/ barokah, ini sangat tidak masuk akal tetapi ini benar-benar terjadi. Penulis selalu mengingat pesan dari ibu sekaligus guru di kampusnya, beliau adalah ibu Juwariyah pengasuh salah satu pondok pesantren di Nglawak Kec. Kertosono “ Nak sampean gelem ngopeni agama Pengeran kang, wes to ora bakal sampean kesusahan.. duk aku seng njamin tapi iki janji Pengeran “ kalau diartikan kurang lebih begini “ Kalau kamu mau menghidupkan Agama Allah kang, sudahlah tidak mungkin kamu dalam kesusahan.. bukan saya (Juwariyah) yang menjamin tetapi ini adalah janji Allah”.

Dan terakhir... untuk para bapak dan ibu guru.. khususnya yang masih honorer (non PNS) tetap semangat dalam berjuang, semoga bapak/ibu selalu diberi kesehatan dan kemudahan dimana dan kapan pun saja. Aamiin.

Salam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar