Senin, 18 September 2017

30 MENIT NGOPI DI WARUNG ESEK-ESEK




Oleh: Riki Sugianto


Tulisan ini berawal dari rasa keingin tahuan yang besar akan aktifitas ekslokalisasi yang berada di wilayah Kandangan Kecamatan Baron, rasa ingin tahu ini akirnya mendorong penulis untuk sedikit berani mengintip kegiatan ekslokalisasi itu pasca ditutup 2 tahun silam.

Singkat cerita, sampailah penulis pada sebuah warung kopi yang disinyalir sebagai salah satu tempat yang menyediakan jasa “esek-esek”. Dan benar saja, tak lama setelah penulis masuk ke dalam nya beberapa wanita dengan pakaian mini nya pun akhirnya keluar dari dalam warung. wkwkwkwk... Mantaab Jewaaa...

Tak sampai menunggu penulis memesan minuman, mak sum (begitu mucikari ini dipanggil) langsung menawari penulis dengan sebuah pilihan “mau kopi bubok apa kopi bubuk mas “ kopi “bubok” yang berarti kopi hitam/tubruk atau kopi “bubuk” yang berarti tidur. You know lah...

Mak sum pun juga tak lupa untuk menjelaskan profil dan tarif dari “dagangannya” kepada penulis. “Dagangan” yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari yang masih bau kencur sampai mereka yang sudah (maaf) tua. Tarif harga yang ditawarkan pun cukup murah meriah  mulai dari Rp.30.000,- sampai Rp. 100.000 sekali transaksi. Syeet daahhh....

Pada titik ini, penulis teringat akan pengalamannya dulu ketika berada di Balikpapan Kalimantan Timur. Yang kebetulan sekali tempat dimana penulis tinggal dulu sangat dekat dengan tempat lokalisasi terbesar di Balikpapan yaitu di Manggarsari.

Hampir setiap hari penulis ke Manggarsari, bukan untuk apa-apa namun untuk sekedar mengantar atau mengambil barang pesanan. Jika boleh dibandingkan, lokalisasi Manggarsari jauh lebih lengkap “paket happy“ yang ditawarkan. Selain jasa “esek-esek” tempat itu juga menawarkan paket perjudian lengkap dari remi sampai judi togel ada semua, ditambah lagi dengan fasilitas “minum” dan karaoke yang menambah ramai tempat itu. Hahaha...

Oke kembali ke ekslokalisasi Kandangan, obrolan ringan sampai berat pun penulis lakukan di sela-sela “menyruput” pahitnya kopi. Penulis juga sempat menanyakan kepada mak sum mengenai aktifitasnya di lokalisasi.

Penulis (P) : Mak.. Sudah lama kah buka warung disini?

Mak Sum ( M) “ wooo.. Sudah mas, kira-kira sudah ada 7 tahunan lah mas. ujarnya.

P : Loh... Berarti kemarin dapet uang saku dari pemerintah dong mak pas penutupan dulu?

M : Alah mas... “Seng oleh yo oleh, seng ora oleh yo ora mas” jawabnya dengan yakin.

P : Oh.. Gitu ya mak!

M : Iya mas, tapi ya bagaimana lagi pemerintah hanya pandai membuat janji tapi pada nyatanya nol besar. Saya pasrah mas, mungkin ini jalan yang harus saya tempuh. Anak-anak saya masih butuh banyak uang mas untuk biaya pondoknya. (mak sum malah curhat, hadeeehh...)

P : Anaknya mondok mak?  Kaget.

M : Anak saya pondokan semua mas, saya juga faham kok mas pekerjaan yang saya lakukan ini adalah pekerjaan kotor. Tapi biarlah, yang penting anak saya jangan sampai bernasib seperti saya.

Hadduuuhh.... jujur sahabat, pada moment ini ada 2 hal yang penulis rasakan.

Yang pertama, penulis haru sekaligus iba dengan apa yang dialami mak sum ini.

Yang kedua, penulis juga heran.. ini kok mak sum malah curhat dengan orang yang baru dia kenal. wkwkwkwk....

Waktu pun berjalan sahabat, tidak sengaja penulis menjumpai seorang bapak-bapak (panggil saja dia Otong) masuk ke dalam warung ini. Penulis menyaksikan transaksi Otong ini secara langsung, transaksi itu dilakukan dengan waktu yang sangat singkat, sepakat dengan tarif yang di minta Otong pun akhirnya masuk ke dalam kamar. wkwkwkwk.....

Tak kurang dari 5 menit otong ini akhirnya keluar dari kamar. Secara spontan keluar pertanyaan dari mulut penulis “loh... tong... kok cepet amet loe keluarnya?” dan otong pun menjawab dengan penuh kebanggaan “Ya gak papa mas... nanti lagi“ wkwkwkwk.... Syeet daaahh... Gile bener loe tong....

Setelah itu penulis akhirnya memutuskan untuk keluar dari warung dan pulang ke rumah membawa sejuta pertanyaan dalam hati, salah satu dari pertanyaannya adalah “tadi otong di dalem kamar ngapain ya? “ wkwkwkwkwk....

Oke cukup sekian... sampai  bertemu lagi.... Salaammm....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar