ADA CINTA DIANTARA RELAWAN (PART I)
Oleh: Riki Sugianto
Berbicara tentang cinta, mungkin
hanya sedikit hal yang terbesit dalam benak seorang relawan. Relawan adalah
pahlawan tanda jasa yang hampir tak sempat melungkan waktunya untuk hal-hal
yang berbau dengan cinta, yang ada dalam jiwa mereka hanyalah misi kemanusian,
kemanusian dan kemanusiaan.
Terlepas dari benar atau tidaknya,
menurut hemat penulis hanya ada dua kemungkinan jika kita berbicara tentang
cinta dan relawan. Yang pertama, mereka (relawan) akan lebih memilih cinta dan
meninggalkan perjuangannya atau yang kedua, mereka akan lebih mementingkan
perjuangan dibanding dengan memilih cintanya.
Kenapa? Berdasarakan pengamatan
yang dilakukan penulis secara subyektif hehehe... seorang relawan yang sedari
kecil sudah aktif di berbagai misi biasanya mengalami masa pubertas yang sangat
kadaluarsa. Ini mungkin bisa dimaklumi sahabat, melihat waktu yang mereka punya
hanya mereka habiskan untuk kegiatan kemanusiaan.
Namun jika relawan ini sudah
terjangkit oleh virus yang namanya cinta, sudah dapat dipastikan mereka akan
masuk dalam putaran konflik batin yang tak berkesudahan.
Maka tak heran, jika sering kita temui
ada orang yang dulunya aktif dalam berbagai kegiatan tiba-tiba sekarang hanya sibuk dengan orang yang dicintai.
Sikap seperti ini bisa terjadi dikarenakan mereka (relawan) menjadi kurang bisa
mengendalikan perasaan yang ada dalam diri mereka. Mereka seolah-olah menjadi
agresif dan langsung serang ketika melihat orang yang “imut-imut” di mata
mereka. Biasanya pada fase ini, mereka akan mulai mengalami penurunan baik
dalam pemikiran maupun aksi nya. Mereka yang dulunya adalah orang yang semangat
dan pantang menyerah tiba-tiba menjadi orang yang melankolis dan pendiam.
Hahaha...
Namun tidak dengan kisah cinta
dari relawan yang satu ini, dia adalah Nur Aisatul Uyun seorang aktifis yang juga
seorang relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI). Mamah Uyun (begitu penulis
memanggilnya) mungkin adalah salah satu relawan di Indonesia yang patut untuk
diteladani dalam hal percintaan. Wkwkwkwk....
Dia (Uyun) lebih memilih menjadi
relawan sejati, relawan yang membuang jauh-jauh perasaan cinta semu nya demi
untuk menemukan cinta sejati nya. Dan benar saja... akhirnya kini dia pun
menemukan cinta sejatinya, cinta yang mungkin sudah diatur kedatangannya oleh
Nya. Asseekk..
Berdasarkan cerita yang dituturkan
Mamah Uyun, awal kisah cinta ini dimulai dari saling bertemunya mereka pada
satu misi kemanusian, yaitu pada bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah
Ngetos Kabupaten Nganjuk beberapa waktu silam. Disanalah Mamah Uyun bertemu dengan
laki-laki imut itu.
“Biasa dan tidak ada kesan
istimewa” adalah hal yang dirasakan saat pertama kali Mamah Uyun mengenal
laki-laki imut itu. Namun seiring berjalannya waktu, hubungan pertemanan
diantara mereka pun terjalin begitu akrabnya, komunikasi via HP pun sering
mereka lakukan hari demi hari, sampai akhirnya tumbuh benih-benih cinta
diantara mereka. Wkwkwkwk...
Mungkin inilah perbedaan nya anak
alay dengan para relawan yang sudah memperoleh kematangan jiwa wkwkwkwk... Jika
dalam pengungkapan perasaan anak alay sering terang-terangan, maka lainnya
halnya dengan laki-laki imut ini, laki-laki imut ini lebih memilih untuk
menggunakan kode dalam menyampaikan maksud hatinya.
Kode yang diberikan pun terkesan
aneh dan tidak masuk akal bagi penulis, kode nya hanya “Pripun?” anehnya si
Mamah Uyun ini mengerti maksud dari kode itu. Atau jangan-jangan hanya sesama
relawan saja yang mengerti kode-kode cinta seperti ini? hehehe...
Singkat cerita, dari sekian kode-kode
yang dikirimkan akhirnya tiba pada satu pertanyaan yaitu “Wanton manggihi tiang
sepuh kulo?”, anehnya tanpa berfikir seribu kali laki-laki imut ini langsung
menjawab pertanyaan itu dengan “Nggeh.. InsyaAllah“. Wkwkwk... Ngarep nikah banget
loe tong....
Hari pun datang dengan silih
berganti, dan hari dimana mereka bertunangan pun akhirnya datang. Penentuan hari
pernikahan mereka juga telah disepakati oleh ke dua belah pihak keluarga, dan kini
mereka hanya tinggal menunggu hari bahagia itu tiba. Aseekk kan mblo...
Itulah sahabat sedikit kisah cinta
dari seorang relawan (part I ) yang bisa penulis paparkan, sebuah kisah yang terkadang luput dari perhatian kita. Dari
sini besar harapan penulis, semoga kalian para relawan (khususnya yang masih
jomblo) bisa meneladani kisah cinta di atas. Wkwkwkwk...
Bersambung.................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar