KREDIT
( SEBUAH SISTEM PERBUDAKAN MODERN)
Oleh: Riki Sugianto
Tidak banyak
kata-kata yang bisa penulis ungkapkan ketika mendengar curhatan seorang nenek
tua, yang hampir setiap hari nya didatangi oleh hajjah lintah darat. Secara seksama
penulis mencoba mendengarkan semua keluhan dan cerita dari nenek itu, satu demi
satu runtutan kejadian ia jelaskan kepada penulis. Mulai dari alasan meminjam
uang kepada hajjah lintah darat sampai berapa jumlah uang yang nenek itu dapat
kan.
Dan
dengan dasar menawarkan pertolongan juga menawarkan jasa hajjah lintah darat
ini meminjamkan uang kepada nenek ini, tetapi sejujurnya ini adalah sebuah
praktik yang jahat, jahat dan sangat jahat. Dari penjelasan nenek itu, nenek
itu meminjam uang sebesar Rp. 1.000.000,- di potong untuk administrasi (dalih
yang digunakan hajjah lintah darat itu) sebesar Rp. 120.000,- dengan bunga
sebesar Rp. 250.000 setiap bulannya. Busssyeeett..... sebuah angka yang
fantastik bagi nenek ini. Coba kita bayangkan!
Dari semua
penghasilan yang ia dapat setiap harinya, apalah daya hanya bunga dari pinjaman
itu yang bisa nenek itu bayar kan setiap bulan tanpa mengurangi hutang pokoknya
sedikitpun. Banyak ragam atau jenis praktik seperti ini? ada yang
mengklamufasekan dengan pinjam meminjamkan pupuk atau orang menyebutnya dengan “mes”
yang dibayarkan ketika panen telah tiba dengan harga yang lebih mahal dari
harga semestinya, ada juga yang mengkreditkan barang-barang kebutuhan dan yang
sering penulis lihat di kalangan masyarakat umum adalah “Bank titel” sebuah
perusahaan pembiayaan yang meminjamkan sejumlah uang dengan mencicilnya setiap
minggu atau bulanan. Ini lah yang penulis anggap sebagai sistem perbudakan
modern, dimana masyarakat biasa dituntut untuk melakukan hal-hal yang
menguntungkan orang-orang tertentu saja.
Perlu
diketahui, praktik perbudakan modern ini didefinisikan secara beragam dibanyak
negara. Sebagian memahami perbudakan modern sebagai bentuk modern dari
perbudakan. Hal ini meliputi praktik perbudakan itu sendiri dan pekerja paksa,
dimana pekerja dipaksa bekerja untuk melunasi utang.
Dalam
Indeks Perbudakan Dunia, perbudakan modern didefinisikan sebagai kondisi di
mana seseorang memperlakukan orang lain sebagai properti miliknya, sehingga
kemerdekaan orang itu terampas lalu dieksploitasi demi kepentingan orang yang
melakukan praktik perbudakan. Orang bisa dipekerjakan dan dibuang begitu saja
seperti barang.
Salah satu
penyebabnya adalah Faktor kemiskinan. Orang dengan kemiskinan sangat rentan
untuk terjerat ke dalam praktik perbudakan modern. Bila seseorang tidak
memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan nafkah, maka tawaran apapun yang
menghampiri akan diambil. termasuk tawaran dari hajjah lintah darat itu.
Sangat
penting untuk dipahami sahabat bahwa perbudakan itu bukanlah sebuah warisan.
Mereka yang tidak punya pekerjaan dan miskin akan sangat rentan menjadi korban
perbudakan modern. Mereka bukan bodoh, tapi memang kesulitan ekonomi membuat
mereka tidak punya pilihan lain.
Praktik seperti ini mungkin akan sulit di putus mata
rantai nya, Ini dikarenakan angka korban perbudakan modern tidak ada yang
benar-benar akurat, sebab perbudakan adalah sebuah kejahatan yang tersembunyi.
Sulit untuk mendapat angka yang tepat tentang berapa jumlah korban dan di mana
saja mereka berada.
Sahabat penulis yang istimewa, kita tidak akan
banyak bisa merubah sebuah tatanan masyarakat yang sudah ada sejak lama,
begitupun juga dengan rantai perbudakan modern seperti ini yang pasti akan
sangat sulit diputus jika sebuah kemiskinan tetap melekat pada masyarakat bawah
kita. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk berbuat sesuatu untuk
perubahan, walaupun sulit namun tak ada salahnya untuk dicoba. semangat menuju
perubahan yang lebih baik...
Salaaammmm....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar