Kamis, 05 Mei 2011

CIRI DAN URGENSI SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH


CIRI CIRI DAN URGENSI
SURAT MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an

Dosen pembimbing :
Ator Subroto

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA
(STAIM)
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
September, 2010

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara masalah-masalah yang seringkali membingungkan yaitu mengklasifikasikan suatu ayat. dan untuk menghindari terjadinya kesalahan dan bias dalam menafsirkan dan memahami Al-Qur’an, maka dalam makalah ini dibahas meliputi ciri-ciri surat makkiyyah dan surat madaniyyah, juga urgensi pengetahuan Makkiyyah dan Madaniyyah. Sehingga dengan begitu kita dapat menentukan dan membedakan antara surat-surat Makkiyyah dan surat-surat Madaniyyah, dan menentukan ciri-ciri khas masing-masing. Urgensi pengetahuan tentang makkiyyah dan madaniyyah juga dapat membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, dapat dijadika pedopman bagi langkah-langkah dakwah, juga dapat memberikan informasi tentang sirah kenabian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam pembahasan ini akan dibahas rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa definisi surat Makkiyyah dan surat Madaniyyah?
2. Bagaimana ciri-ciri khusus surat Makkiyyah dan surat Madaniyyah?
3. Bagaimana ciri-ciri umum surat Makkiyyah dan surat Madaniyyah?
4. Apa urgensi pengetahuan tentang Makkiyyah dan Madaniyyah?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dalam pembahasan ini akan dibahas tujuan pembahasan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi surat Makkiyyah dan surat Madaniyyah.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri khusus surat Makkiyyah dan surat Madaniyah.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri umum surat Makkiyyah dan Madaniyyah.
4. Untuk mengetahui urgensi pengetahuan tentang Makkiyyah dan Madaniyyah.

CIRI CIRI DAN URGENSI
SURAT MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

A. Definisi Surat Makkiyyah Dan Madaniyyah
Al-Qur’an turun kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun dan sebagian besar diterima oleh Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam di Mekah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al-Israa’: 106)
Oleh karena itu, para ulama rahimahumullaahu membagi Al-Qur’an menjadi dua:
1. Al-Makiyah: ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebelum hijrah ke Madinah.
2. Al-Madaniyah: ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam setelah hijrah ke Madinah.
Berdasarkan hal tersebut maka firman Allah ‘Azza wa Jalla:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agama bagimu.” (Al-Maa’idah: 3), termasuk ayat Madaniyah walaupun turun kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada haji wada’ di Arafah.


B. Ciri-ciri Khusus Surat Makkiyyah Dan Surat Madaniyyah
Ciri-ciri khusus surat makkiyyah mengingat dhabith qiyasy itu, ialah :
1. Didalamnya teerdapat ayat sajdah.
2. Terdapat lafal kalla.
3. Dimulai dengan seruan yaa ayyuhan naasu dan tidak terdapat ayat yang dimulai dengan yaa ayyuhalladziina, kecuali dalam surat Al-Hajj [22], karena dipenghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa ayyuhalladziina amanu irka’u wasjudu.
Kebanyakan ulama’ mengatakan bahwa surat itu Makkiyyah. Maka dalam menghadapi dhabith ini, menetapkan bahwa dhabith ini adalah mengingat kebanyakan surat ,bukan keseluruhannya. Tetapi jika lebih dahulu kita kecualikan beberapa surat, maka dhabith ini pun dapat kita katakan suatu dhabith yang qath’iy. Surat-surat yang dikecualikan, ialah surat Al-Baqarah ayat 21 dan ayat i68. Dan surat An-Nisa’ ayat pertama dan ayat 133-nya diawali dengan yaa ayyuhannas.
4. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah.
5. Terdapat kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah [2].
6. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf At Tahajji (terpotong-potong) seperti alif lam mim dan sebagainya, terkecuali surat Al-Baqarah [2] dan Ali ‘Imran [3].
Keenam ciri ini, sudah dikecualikan beberapa ayat yang tersebut itu, adalah ciri-ciri yang qath ‘iy yang tepat benar penerapannya.
Diantara ciri-ciri khusus yang qath ‘iyah dari surat-surat Madaniyyah ialah :
1. Mangandung katentuan-ketentuan farai’dh dan hadd. Didalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, hak-hak perdata, peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan.
2. Didalamnya terdapat sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut [29].
3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab, dan mereka diajak untuk tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti kita dapati dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, At Taubah dan lain-lain.


C. Ciri-ciri Umum Surat Makkiyyah Dan Surat Madaniyyah
Ada pun ciri-ciri surat Makkiyyah yang masyhur ialah :
1. Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agak keras.
2. Banyak terdapat lafal sumpah.
3. Mangandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir, dan menggambarkan keadaan surga dan neraka.
4. Menyeru manusia berperangai mulia dan berjalan lempang diatas jalan kebajikan, menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara’ dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat.
5. Menuturkan kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Nabi Muhammad dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok Musyrikin, serta mendebat orang-orang Musyrikin dan menerangkan kesalahan-kesalahan pendirian mereka.
Diantara tanda-tanda yang membedakan bagian Madaniy dan makkiy ialah :
1. Surat dan sebagian ayatnya panjang panjang serta menjelaskan hukum secara jelas dan menggunakan ushlub yang jelas pula.
2. Manjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaan. Seperti permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
3. Mengkhitabi Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani dan mengajaknya masuk Islam, menguraikan perbuatan mereka yang telah menyimpangkan Kitab Allah dan menjauhi kebenaran serta perselisihannya setelah datang kebenaran.
4. Mengungkap langkah-langkah orang munafik.

D. Urgensi Pengetahuan Tentang Makkiyyah Dan Madaniyyah
An-Naisaburi dalam kitabnya At-Tanbih ‘Ala Fadhl ‘Ulum Al-Qur’an, memandang subjek Makkiyah dan Madaniyyah sebagai ilmu Al-Qur’an yang paling utama. Sementara itu, Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut.
1. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an
Pengetahuan tentang para mufasir dalam peristiwa diseputar turunnya Al-Qur’an tentu sangat membantu memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, kendatipun ada teori yang mengatakan bahwa keumuman redaksi ayat yang harus menjadi patokan dan bukan kekhususan sebab. Dengan mengetahui kronologis Al-Qur’an pula, seorang mufasir dapat memecahkan konsep nasikh-mansukh yang hanya dapat diketahui melalui kronologi Al-Qur’an.
1. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan yang relevan. Ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyyah dan ayat-ayat Madaniyyah memberikan informasi metopdologi bagi cara-cara menyanpaikan dakwahagar relevan dengan orang yang diserunya. Karena itu, dakwah islam berhasil mengetuk hatidan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Disamping itu, setiap langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode tertentu, seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manuusia. Periodisasi Makkiyyah dan Madaniyyah telah memberikan contoh untuk itu.
2. Memberi informasi tentang sirah kenabian
Penahapan turunnya wahyu adalah seiring dengan perjalanan dakwah nabi, baik di Mekkah atau di Madinah, mulai diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan dakwah Nabi itu. Informasinya sudah tidak dapat diragukan lagi.
Selain itu, Mengetahui surat Madaniyah dan Makiyah merupakan salah satu bidang ilmu Al-Qur’an yang penting karena di dalamnya terdapat beberapa manfaat:
- Bukti ketinggian bahasa Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an Allah ‘Azza wa Jalla mengajak bicara setiap kaum sesuai keadaan mereka baik dengan penyampaian yang keras maupun lembut.
- Tampaknya hikmah pembuatan syari’at ini. Hal tersebut sangat nyata dimana Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dan bertahap sesuai keadaan umat pada masa itu dan kesiapan mereka di dalam menerima dan melaksanakan syari’at yang diturunkan.
- Pendidikan terhadap para da’i di jalan Allah ‘Azza wa Jalla dan pengarahan bagi mereka agar mengikuti metode Al-Qur’an dalam tata cara penyampaian dan pemilihan tema yakni memulai dari perkara yang paling penting serta menggunakan kekerasan dan kelembutan sesuai tempatnya.
- Pembeda antara nasikh (hukum yang menghapus) dengan mansukh (hukum yang dihapus). Seandainya terdapat dua ayat yaitu Madaniyah dan Makiyah yang keduanya memenuhi syarat -syarat naskh (penghapusan) maka ayat Madaniyah tersebut menjadi nasikh bagi ayat Makiyah karena ayat Madaniyah datang belakangan setelah ayat Makiyah.

1 komentar:

  1. Coba donk bahas tentang metode yang digunakan oleh Ulama salaf dalam menetapkan suatu surat sabagai surat Makkiyah atau Madaniyah.

    BalasHapus