Rabu, 27 April 2011

TAJHIZUL JANAIZ


TAJHIZUL JANAIZ

1. MERAWAT NAZA’
Beberapa Urusan Terhadap Orang Sakit Payah
 Orang yang sakt parh yang disangka akan meninggal, diharuskan menghadap kiblat.
 Orang yang sakit parah hendklah diaajar membaca kalimat tatuhid “La illaha illallah”
 Kepada orang payah baik dibacakan surat Yasin
Hal-hal Ynag Dilakukan Sesudah Mati
 Hendaklah dipejamkan (di tutupkan) matanyandan menyebut serta mendo’akan dan meminta ampun atas dosanya
 Seluruh badanya ditutup dengan kain untuk menutupi aurotnya
 Tidak ada halangan untuk mencium mayat, bagi keluarganya atau sahabat-sahabatnya
 Ahli mayat yang mampu hendklah segera memebayar utang si mayitmjika ia berutang, baik dibayar dengan harta peninggalanya atu pertolongan dari keluarganya.
2. MEMANDIKAN MAYIT
Sebelu mayit dibawa ketempat memandikan, terlebih dahulu sediakan seperangkat alat mandi yang dibutuhkan, seperti daun bidara, sabun yang diaduk dengan air, air bersih, air yang dicampur sedikt dengan kapur barus, dll.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan:
Orang-orang yang Memandikan
 Orang yang memandikan harus sejenis, kecuali masih ada ikatan mahrom.
 Orang yang lebih utama dalam memandikan mayit laki-laki adalah ahli waris ‘asobah laki-laki: ayah, kakek dan seatasnya. Anak laki-laki, cucu laki-laki dan sebawahnya, saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki seayah, anak dari saudara laki-laki kandung, anak dari saudara laki=laki seayah, saudar ayah sekandung, saudara ayah seayah.
Jika mayitnya perempuan, maka yang paling utama untuk memandikan adalh perempuan yang masih memeiliki hibungan kerabat dan masih ada ikatan mahrom, seperti nak perempuan. Ibu, saudara perempuan.
 Orang yang memandikan dan orang yang membanyunya memiliki sifat amanah
Tempat Memandikan
 Sepi, tertutup dan tidak ada yang masuk kecuali orang yang bertugas
 Ditaburi wewangian, semisal dupa
Etika Memandikan
 Haram melihat aurat mayit, kecuali untuk kesempurnaan memandikan
 Wajib memakai alas tangan ketika menyentuh aurotnya, dan sunnat bagian tubuh yang lain
 Mayit diletakkan di tempat yang agak tinggi
 Mayit dimandikan dalam keadaan tertutup semua anggota tubuhnya
 Disunnahkan menutup wajah mayit mulai awal sampai selesai
 Disunnahkan memakai air dingin
Tata Cara Memandikan
Batas Minimal
memandikan mayit sudah dianggap cukup apabila sudah :
1. Menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayit
2. Mengguyurkan air keseliruh tubuh mayit
Batas Kesmpurnaan
1. Mendudukkan mayit dengan posisi agak condng kebelakang
2. pundak mayit disanggah tangan orang yang memadikan
3. Punggung mayit disanggah lutut kanan
4. Perut mayit diurut denagn tangn kiri secara pelan-pelan supaya kotoran dapat keluar
5. Mayit diletakkan kembali keposisi terlantang, kemudian dimiringkam kekiri
6. membersihkan qobul dan dubur
7. Membersihkan gigi mayit dan kedua lubang hidungnya dengan jari telunjuk
8. mewudlukan mayit persis seperti wudlu orang hidup
9. Menyisir rambut dan jenggot dengan sisir yang longgar
10. Mengguyur sebelah kanan bagian belakang anggota tubuh mayit dengan memakai air yang dicampur dengan sabun dilanjutkan sebelah kirinya
11. Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan aie murni
12. mengguyur tubuh mayit kesekian kalinya dengan dicampur kapur barus
Kesempurnaan Sedang
Memandikan mayit dengan batas minimal kesempurnaan ditambah dua basuhan air bersih/ sedikit dikasih kapur barus, sehingga berjumlah 5 basuhan
Kesempunaan Maksimal
Mengulanh basuhan air yang bercampur daun bidara/ sabun kemidian air bersih masing-masing sebanyak tiga kali (enam basuhan), ditambah tiga basuhan air bersih yang dikasih kapur barus sehingga berjumlah 9 basuhan

3. MENGKAFANI MAYIT
Sebelum mayit selesai dimandikan, siapkan dulu 5 lembar kain kafan. Yang terdiri dari baju kurung, surban dan 3 lembar untuk menutupi seluruh tubuh. Sebelumnya, masing-masing kain kafan telah ditaburu wewangian secukupnya. Selain itu dusiapakan juga kapas.
 Pertama kali letakkan lembaran-lenbaran kain lebar yang digunakan untuk menutupi seluruh tubuh, kemudian baju kurung, lalu surban
 Letakkan mayit setelah dimandikan dan ditaburi wewanguan, dengan posisi terlantang di atasnnya, dan posisi tangan disedekapkan
 Letakkan kapas pada anggota tuuh mayiy yang berlubang
 Mengikat pantat dengan sehelai kain yang kedua ujungnya dibelah dua
 Lalu mayit dibungkus dengan lapisa pertama dimulai dari sisi kanan ke kiri, sedangkan lapisan kedua dan ketiga sebagaimana lapisan pertama. Hal ini dilakukan setelah pemakaian baju kurung dan sorban. Unyuk kelebihan kain di ujung kepala dan kaki didikat (dipocong)
 Seteelah mayit dibungkus, sebaiknya diikat dengan beberapa ikatan agar kafan tdak mudah terbuka saat dibawa kepemakaman
4. MENSHOLATI MAYIT
Syarat- Syarat Sholat Mayit
1. mayit telah dimandikan dan suci dari najis baik tubuh,, kafan, dan tempatnya. Apabila setelah dimandikan dan belum disholati keluar najis dari tubuh mayit, maka harus dihilangkan terlebih dahulu. Jika keluarnya setelah sholat, maka hukum menghilanhkan adalan sunnah
2. Orang yamh mensholati (munsholli) memenuhi syarat-syarat sah melaksanakan sholat
3. Posisi mussholli berada di belakang jenazah. Jika jenazah laki-laki, imam sebaiknya berdiri tepat pada kepala, bila jenazahnya perenpuan, maka posisinya tepat pada pantat
4. jarak diantara mayit dan musholli tidak melebihi 300 dziroa’ (144m)
5. Tidak ad penghalang antar keduanya.
6. musholli hadir (berada didekat mayit), jika mayit yang disholati tidak ghoib
Rukun-rukun Sholat Mayit dan Pelaksanannya
1. Niat
2. berdiri bagi yang mampu
3. melakukan takbir 4 kali dengan menghitung takbirotul ihram
4. membaca surat al-fatihah
5. memebaca sholawat Nabi
6. mendo’akan mayit
7. memebaca salam pertama
Pelaksanaan Sholat
Yang pertama dilakukan Takbirotul Ihram besetaan dengan niat, kemudian membca surat al-fatihah, setelah itu melakukan takbir kedua dan membaca sholawat Nabi, kemudian takbir ketiga kemudian memebaca do’a untuk mayit, melakukan takbir keempat dan membackan do’a untuk keluarga mayit, dan yang terakhir salam
Kesunnahan Dlam Sholat Mayit
 mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meletakkan di bawah dada pada setiap takbir
 memendang kearah jenazah
 memebca do’a ta’awwudz
 melirihkan bacaan ta’awwudz dan doa
 tidak memebaca doa iftitah
 tidak memebca ayt al-Qu’an
 membca hmdlah sebelum membaca sholawat
 memebaca sholawat pada keluarga Rasulullah
 mendoakan orang-orang Islam setelah membaca sholawat
 ketika salm, sunnat dibaca lengkap

5. PEMAKAMAN JENAZAH
A. PERSIAPAN
Sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, liang kubur harus sudah siap. Begitu pula semua peralatan pemakaman, seperti: papan, batu nisan, dll.
B. PROSES PENBERANGKATAN JENAZAH
Pelepasan Jenazah
Usai jenazah disholati, kemudian keranda jenazah diangkat, kemudian salah satu keluarga memeberikan kata sambutan:
 Permintaan maaf terhadap semua hadirin atas semua kesalahan mayit
 Permintaan pengalihan urusan hutang piutang kepada ahli earis
 Persaksian dan perbuatan mayit
 Sekedar mauidloh hasanah
Mengantar Jenazah
 Dalam mengusung jenazah diperbolehkan dengan berbagai cara, namun disunnatkan meletakkan di keranda. Sedangkan pengusung sebaiknya dilakukan oleh orang laki-laki (3 atau 4 orang)
 Posisi kepala jenazah berada di depan (ketika mengusung)
 Pengiring jenazah lebih baik di dekat jenazah
 Mengiring dengan jalan kaki lebih baik
 Pengusung jenazah disunnatkan berjalan agak cepat
Proses Pemakaman Jenazah
Dalam penguburan mayit dikenal 2 jenis liang kubur yaitu liang campuri dan liang landak. Liang canpuri adalah liang kuburan yang tengahnya digali (seperti menggalu sungai, hal ini diperuntukkan bagi tanah yang gembur. Liang landak adalah liang yang sisi sebalah baratnya digali sekira cukup untuk mayit, hal ini diperuntukkan tanah yang keras
Setelah itu dilakukan proses pemakamn sebagai berikut:
 Setelah jenazah sampai di pemakaman, keranda diletakkan diarah posisi peletakan kaki mayit
 Jenazah dikeluarkan dari keranda dimulai dari kepalanya, lalu diangkat dalam posisi agak miring dan kepala menghadapmkiblat dengan pelan-pelan
 Kemudia diserahkan pada orang yang ada di dalam kubur. Orang pertama menerima bagian kepala, orang kedua bagian lambung, dan orang ketiga bagian kaki
 Kemudian jenazah diletakkan pada dasar makam dengan posisi menghadap kiblat dan tubuh jenazah sebelah kanan di bawah, tali=tali dilepaskan , kemudian pipi jenazah ditempelkan pada tanah
 Kemudian salah satu pengiring membacakan adzan dan iqomah di dalam kubur, kemudian ditutup dengan papan dan lubang-lubangnya ditutup dengan batu atu tanah. Selanjutnya liang kubur ditimbun dengan tanah setinggisatu jengkal (satu kilan)
 Disunnatkan memesang 2 nisan, menabur bunga, memberi minyak wangi, meletakkan krikil, serta memercikkan aie di atsa makam
 Kemudian salah satu wakil keluarga atau ‘aabid menalqin mayit
 Usai pentalqian sebaiknya mendoakan mayit
 Kembali ke habitatnya masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar