Rabu, 14 September 2011

OSPEK Vs OSCAR

OSPEK Vs OSCAR

Salam Keilmuan Sahabat !!!

Sahabat, ketika kita baru membaca judulnya saja sudah muncul pertanyaan, Lho… apa ini…? Apa maksudnya? Emangnya apa beda ? Hemm…. Inilah sedikit yang mungkin sekiranya perlu dituliskan, dibaca, dicermati, dihayati, dan yang paling penting adalah BERUSAHA DIAMALKAN. Kenapa? Karena dua kata yang tidak asing ini ( di dunia mahasiswa ) telah disalah artikan oleh beberapa pihak tertentu. Maksudnya? Ya, karena esensi dari OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) pada hakikatnya adalah memperkenalkan studi apa yang akan diterima mahasiswa serta bagaimana seluk-beluk kampus yang akan digunakan untuk tholabul ilmi para calon mahasiswa tersebut.
Lantas apa yang disalah artikan? Selama ini OSPEK disebut-sebut sebagai ajang pemeloncoan senior kepada junior, antara mahasiswa dengan calon mahasiswa. Jadi ini merupakan kesempatan balas dendam atas sakit hati masa lalu (ketika dipelonco oleh seniornya dulu) ataupun atas nama "mempersiapkan calon mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang tangguh fisik dan mentalnya", dengan begitu segala bentuk upaya yang dapat "menyenangkan panitia (senior)" dianggap wajar dan tetap atas nama "sudah tradisi  ".
Terlebih lagi di kampus kita tercinta ini, ada agenda yang dinamakan OSCAR (Orientasi Studi Cinta Almamater) yang jelas memiliki tujuan lebih mendalam dan lebih mulia untuk mengenal dan mencintai almamaternya. Namun kenyataan yang terjadi, dari nama yang begitu baik ini ternyata dalam realisasinya nama tersebut hanya sebagai SIMBOL ulangi sekali lagi hanya sebagai SIMBOL, dan bukan sebagai ruh gerak agenda penting untuk para calon mahasiswa.
Coba kembali lagi di baca buku panduan Oscar sahabat2 semua, Oscar adalah salah satu bentuk pelatihan dan proses pendidikan  sekaligus sebagai kawah candradimuka bagi para mahasisiwa baru untuk memperkenalkan dengan dunia barunya,dunia ilmiah. OSCAR diharapkan mengenalkan mahasiswa baru terhadap tanggung jawabnya selama menjadi mahasiswa sebagaimana termaktub dalam Tri Dharma “ Isinya jelas udah pada hafal semua to….” ( Liat Buku Panduan OSCAR 2010). Menilik dari pendapat seperti ini, OSCAR merupakan sebuah agenda yang baik, bermutu, dan bermartabat bukan..
Terus apa yang salah? Tidak ada yang salah, hanya ada beberapa hal yang perlu diluruskan. Maksudnya? Coba kita tilik: "Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran ” (UU. No.20/2003 tentang SISDIKNAS Bab III Pasal 4 Ayat 4).
Lantas yang terjadi dan merupakan fakta bahwa dalam OSCAR yang seharusnya sebagai kawah candradimuka, malah menjadi kawah sayadiluka. Pemberian hal-hal aneh dan tidak sesuai dengan semangat pendidikan juga jauh dari tujuan mulianya ini malah justru menjadi hal yang dibanggakan dan dipertahankan, APAPUN ALASANNYA !!!
Kita bisa lihat, pemberian tugas untuk calon mahasiswa seperti membawa sosis berukuran 7 cm, penggaris 15,4 cm, tas kresek, tahu persegi 6, pengumpulan uang receh, pengumpulan kertas dengan syarat dan rukun tertentu yang bahkan menurut kesaksian wali calon mahasiswa pada waktu OSCAR membutuhkan biaya yang tidak kurang dari Rp. 50.000 lebih, hanya untuk tugas-tugas aneh, nyleneh, dan tradisi kekanak-kanakan tersebut. Maaf lho ya.. kalau saya terlalu jujur…!!!
Sebagai kaum intelektual  ( apalagi ngaku - ngaku agent of intelektual ) hal-hal yang sia-sia tersebut sebisa mungkin dihindari, agar pelaksanaan OSCAR benar-benar bermutu. Ada saja alasan yang berupaya, berusaha, dan berdalih membenarkan hal-hal tersebut, biar tanggung jawab lah, biar kreatif lah, melatih mental lah, melatih sopan santun lah, membangun jiwa yang kuat lah dan lain sebagainya. Tujuan yang baik seperti melatih mental dan tanggung jawab hendaknya tidak disalah gunakan dan dibungkus dengan kemasan yang apik dan berkualitas. Bisa saja panitia yang kreatif mengganti pengumpulan sosis berukuran 7cm, penggaris berukuran 15,4 cm, tas kresek dengan pengumpulan artikel, serta pengumpulan aneh-aneh dengan pengumpulan software, klipping atau hal lain yang lebih bermanfaat.
Pelaksanaan OSCAR selama ini yang katanya bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan menurut kami hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk “KEMUNAFIKAN” mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru. Pembuatan aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut. Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya.
Ada lagi tradisi DRAMA BENTAK-BENTAKAN yang dianggap sebagai acara inti dan puncak sebelum teman-teman peserta OSCAR kembali ke rumah masing-masing. Entah ingin latihan acting atau apakah, peserta berusaha dibawa menuju kontroversi yang dibesar-besarkan. Hal ini tetap dilaksanakan dengan alasan TRADISI OSCAR ataupun LATIHAN TANGGUNG JAWAB, bahkan yang lebih disayangkan lagi adalah AGAR SERU Apa lagi ini… Masya Allah.
Ini semua seperti akan lupa dengan tujuan awal dari kegiatan oscar ini sendiri. Dengan semua ini, kegiatan yang begitu bagusnya kini seakan menjadi momok yang ditakuti sebagian besar mahasiswa, banyak diantara mereka yang tidak suka bahkan anti dengan kegiatan semacam ini. Hal ini terbukti tidak ada mahasiswa yang mau mengikuti Oscar untuk ke dua kalinya. Hayow……… benar kan !!! hehehehe………
Mari sahabat, ini tugas kita bersama untuk merekontruksi agenda penting ini menjadi agenda yang berkualitas, bermartabat dan barokah. Mohon maaf, tidak ada maksud membuat tidak enak hati dll. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan agar dapat menjalani segala aktivitas sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik, benar, dan santun. Dan tentunya semoga oscar yang akan datang akan jauh lebih baik lagi. Amin……… “ Kecerdasan seseorang tidak diukur dari seberapa tinggi tingkat intelektualnya, akan tetapi diukur dari seberapa banyak solusi yang ia berikan terhadap masalah – masalah yang ada di sekitarnya “ . mari sama – sama berusaha menjadi manusia yang lebih bermanfaat dari pada sebelumnya. Selamat Belajar Berjuang dan Bertaqwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar